Senin, 13 November 2017

System Development Life Cycle




Didalam sebuah sistem informasi, terdapat siklus tahapan pengembangan sistem tersebut yang mendasari terbentuknya software dengan kualitas yang tinggi dan efektif serta efisien.

System Development Life Cycle (SDLC), digunakan untuk menggambarkan dengan jelas tahapan-tahapan pembuatan, pengubahan dan model juga metodologi yang digunakan untu pengembangan suatu sistem. Menurut Departemen Kehakiman AS, SDLC sebagai sebuah proses pengembangan software yang digunakan oleh analyst system, untuk mengembangkan sebuah sistem informasi. Kegiatan didalam SDLS berpusat pada tujuan (purpose) dan hasil kegiatannya (deliverable). SDLC mencakup kebutuhan (requirement), validasi, pelatihan, kepemilikan (user ownership) sebuah sistem informasi yang diperoleh melalui investigasi, analisis, desain, implementasi, dan perawatan software

1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, didefinisikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan sebuah sistem, selain itu dibentuk pula tim yang akan mengembangkan sistem tersebut. Kemudian akan diidentifikasi masalah-masalah apa saja yang dapat diselesaikan oleh sistem ini, lalu terdapat penentuan aplikasi yang digunakan. Dalam pengembangan sistem, sangatlah bergantung pada kurun waktu penyelesaiannya, maka dari awal haruslah dibentuk skedul penjadwalan.

2. Analisis Sistem
Analisis sistem akan melakukan berbagai macam analisis terhadap sebuah sistem yang sudah ada, dan bagaimana nantinya sebuah sistem akan berjalan. Hal ini termasuk kelebihan dan kekurangan sistem, fungsi dari sistem, hingga berbagai macam pembaruan yang bisa saja diterapkan pada sebuah sistem.
Setelah analisis sistem selesai dilakukan, maka berikutnya seluruh hasil analisis akan dikaji lebih mendalam untuk mendapatkan spesifikasi yang dibutuhkan dalam pengembangan sebuah sistem. Hal ini nantinya akan sangat bermanfaat terutama apabila akan dibangun sebuah sistem yang sangat besar. Dengan adanya spesifikasi kebutuhan sistem, maka setiap teknisi dan juga pengembang akan mampu membuat sebuah sistem yang sesuai dengan kebutuhan yang ada, dan tentu saja dapat berjalan pada spesifikasi-spesifikasi tertentu. 

3. Perancangan Sistem
Tahapan berikutnya dari siklus SDLC pada sebuah sistem adalah perancangan terhadap sistem. Ini merupakan tahapan kelanjutan dari spesifikasi kebutuhan sistem. Tahap ini merupakan tahap dimana seluruh hasil analisa dan juga hasil pembahasan mengenai spesifikasi sistem diterapkan menjadi sebuah rancangan atau cetak biru dari sebuah sistem.
Tahap perancangan sistem ini bisa kita sebut sebagai cetak biru, atau bisa juga kita sebut sebagai prototype, dimana sistem ini sudah siap untuk dikembangkan. Ibarat sebuah rumah atau gedung, maka perancangan sistem ini merupakan desain dari rumah yag dibuat oleh seorang arsitek. Pada tahap ini, semua persiapan harus dilakukan dengan matang, mulai dari spesifikasi sistem, dan semua analisis terhadap sistem, hingga berbagai macam tenaga pendukung dari sistem yang akan dikembangkan nantinya 


4. Pengembangan Sistem
Selanjutnya dari tahapan SDLC ini adalah tahapan pengembangan sistem. Tahapan pengembangan sistem ini merupakan tahapan dimana rancangan atau cetak biru sistem mulai dikerjakan dan dibuat menjadi sebuah sistem yang utuh, dan dapat digunakan. Apabila dianalogikan dengan pembangungan gedung, maka tahap ini merupakan tahap dimana gedung atau rumah mulai dibangun, mulai dari pembuatan pondasi, hingga penempatan besi baja ataupun alat konstruksi lainnya.
Tahap ini merupakan tahapan yang cukup lama, karena dalam prakteknya tahap pengembangan sistem ini bisa saja menemui kendala–kendala baru yang menyebabkan proyek menjadi terhambat, sehingga dibutuhkan analisis tambahan, ataupun perancangan tambahan. Bahkan, bukan tidak mungkin pada tahap ini terjadi perubahan perancangan sistem oleh karena suatu hal tertentu. 


5. Pengujian  dan Implementasi Sistem
Setelah sistem selesai, maka sebelum sistem tersebut diimplementasikan dan digunakan secara komersil. Tentu saja harus ada proses pengujian terhadap sistem yang sudah dikembangkan tersebut. Tahap pengujian sistem ini merupakan waktu yang tepat untuk mencoba apakah sistem yang sudah berhasil dikembangkan memang dapat bekerja dengan optimal. Jika dapat bekerja dengan baik dan sempurna, maka sistem siap untuk digunakan.
Dalam tahap ini, ada banyak hal yang harus diperhitungkan, mulai dari kemudahan penggunaan sistem, hingga pencapaian tujuan dari sistem yang sudah disusun sejak perancangan sistem. Apabila terjadi kesalahan, atau sistem tidak dapat berjalan dengan baik dan sebagaimana mestinya, maka tahap 1 hingga tahap 4 harus diperbaharui, diulangi, atau bahkan bisa saja mengalami perombakan total. Tahapan ini merupakan tahapan dimana sebuah sistem sudah selesai dibuat, sudah diujicoba, dan dapat bekerja dengan baik dan juga optimal. Ketika tahapan sebelumnya sudah berhasil dilewati, maka ini lah saatnya sistem tersebut mulai diimplementasikan dan digunakan secara nyata oleh user yang membutuhkan.


6. Pemeliharaan Sistem
Dalam prakteknya, tahap terakhir ini tidak hanya berhenti pada proses Pengimplementasi dan penginstallan saja, namun juga melakukan proses pemeliharaan terhadap sistem yang ada, sehingga dapat menjamin bahwa sistem tersebut akan tetap berfungsi secara normal dan juga optimal setiap saat. Apabila sebuah sistem sudah layak, maka tahap ini bisa dibilang sebagai tahapan final atau tahapan akhir dari satu buah siklus SDLC.



Referensi
https://www.google.co.id/imghp?hl=id&tab=wi
https://id.wikipedia.org/wiki/SDLC
https://dosenit.com/software/tahapan-sdlc
http://www.sistem-informasi.xyz/2016/06/system-development-life-cycle-sdlc.html



    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write komentar