"FIFA World Cup" atau yang lebih akrab kita sebut Piala Dunia kini telah tiba dipertengahan tahun 2018. Piala dunia yang bertempat di negara Rusia kali ini sangat banyak hal baru dan menarik untuk dibahas, salah satunya adalah Teknologi canggih yang menghiasi jalannya pertandingan, maka tidaklah berlebihan jika piala dunia 2018 disebut sebagai transformasi digital.
Di bawah ini ada 5 teknologi yang saat ini diterapkan di Piala Dunia 2018. Tujuan digunakannya teknologi-teknologi di bawah ini tak lain adalah untuk membantu wasit, pelatih, pemain, dan tentu saja kepuasan penonton yang sering kali kecewa akan keputusan manual oleh wasit.
1. VAR, Teknologi Pembantu Wasit
Video Assistant Referees (VAR) sebenarnya adalah sebuah tim yang terdiri dari 3 orang. Tim ini sangat membantu pekerjaan wasit. Tim ini terdiri dari Kepala VAR, asisten, dan operator replay. Idenya sederhana, yakni membantu wasit dalam memutuskan untuk memberikan kartu kuning, kartu merah, tendangan bebas, atau off side. Sebenarnya, VAR bukanlah teknologi yang baru diterapkan di Piala Dunia Rusia pada 2018 ini. Di Piala FA, teknologi VAR sudah diterapkan. Bahkan di pertandingan olahraga non-sepakbola pun sudah dipakai, yakni antara lain di rugby, tenis, NFL, maupun kriket.
FIFA menggunakan VAR di semua pertandingan. Di Piala Dunia 2018 ini ada 64 pertandingan. VAR dijalankan oleh sejumlah orang yang ada di sebuah ruangan. Nama ruangannya Video Operational Room (VOR). Kalau di stasiun televisi biasa disebut Master Control Room (MCR). Bertiga, mereka melihat beberapa monitor yang memperlihatkan sudut pengambilan gambar yang berbeda-beda.
Untuk berkoordinasi antara tim VAR dan wasit, digunakan semacam HT. Wasit mendengarkan via ear phone. Selain ke wasit, VAR juga tersambung ke MCR yang kelak akan menayangkan ulang gol dalam gerak lambat. Dari komunikasi tersebut, wasit utama bisa meninjau ulang keputusannya sebelum memberikan pinalti, kartu merah, atau kartu kuning.
2. Kamera UHD4K dengan kedetailan dan warna yang optimal
Pada Piala Dunia 2010, kamera yang digunakan sebanyak 32 unit. Di Piala Dunia Brazil pada 2014, camera yang digunakan 34 unit. Sementara di Piala Dunia Rusia, jumlah kamera yang digunakan sebanyak 33 unit di setiap stadion. Memang, jumlahnya berkurang 1 unit dibandingan dengan Piala Dunia sebelumnya. Namun, teknologi kamera yang digunakan kali ini, sudah Ultra High Definition (UHD) 4K, lho.
Kemera 4K adalah kamera video dengan resolusi sangat tinggi. Kamera ini mampu merekam video dengan resolusi 4 kali lebih detail dari kamera HD "biasa". Kalau dengan hitungan piksel, kamera 4K jumlahnya 3840x2160 atau setara dengan 8 MP.
Sebenarnya, pada Piala Dunia 2014, kamera 4K sudah diuji coba. Namun, kabarnya hanya sebatas uji coba. Sementara di Piala Dunia 2018 ini, dari 33 unit kamera yang terpasang di setiap stadion, 21 unit menggunakan kamera UHD 4K. Sementara 8 kamera digunakan khusus untuk pengambilan gambar slow motion, 4 kamera menggunakan teknologi ultra slow motion.
3. Melacak Jejak Tim via Electronic Performance and Tracking Systems(EPTS)
Teknologi lain yang sangat dibutuhkan oleh Pelatih adalah Electronic Performance and Tracking Systems (EPTS). EPTS adalah sebuah sistem berbasis tablet yang bisa melacak statistik segala hal mengenai pertandingan maupun pemain selama Piala Dunia 2018.
Melalui sebuah tablet, pelatih akan memonitor pertandingan lawan, ranking tim lawan, aksi pemain, dan lain sebagainya. Semua bisa dimonitor secara real time. Apa untungnya buat pelatih? Ya, jelas untunglah. Teknologi ini memudahkan pelatih untuk menyusun strategi. Bisa jadi, begitu melihat di tablet, pola permainan tim lawan dan aksi pemain, pelatih jadi punya ide untuk "merubah strategi". Selain itu, EPTS juga berguna untuk melihat data fisik pemain, mulai dari denyut nadi, ukuran berat, kadar gula, dan data fisik lain.
Di EPTS, pelatih bisa melihat dengan detail posisi pemain, kecepatan lawan, persentase sebuah tim melakukan penyerangan, siapa pemain yang selalu melakukan sliding tackle, atau siapa pemain memiliki sundulan "berbahaya". Dengan menggunakan teknologi EPTS, diharapkan bisa mengontrol dan meningkatkan kinerja pemain dan tim.
Oleh karena siaran EPTS ini real time, maka pola kerjanya terhubung dengan kamera. Tentu saja, kamera-kamera yang digunakan di setiap stadion yang total unitnya sebanyak 396 unit kamera. Video-video tersebut diakses ke ruang kendali, dimana ada data-data yang diolah dan kemudian didistribusi ke masing-masing tablet pelatih.
Sebetulnya teknologi EPTS ini sudah diterapkan dalam sebuah pertemuan bisnis tahunan ke-19 di Belfast, Irlandia Utara, pada 28 Februari 2015. Bahkan pada 1996, FIFA sudah menggunakannya untuk membantu mendeteksi garis gawang, bola, maupun rumput yang ada di sebuah stadion.
4. Koneksi Dahsyat 5G
Di Piala Dunia 2018 ini, tak lagi memakai teknologi 4G, melainkan sudah menerapkan teknologi 5G. Meski baru uji coba, yang dilakukan oleh TMS dan Megafon, namun teknologi 5G sudah diterapkan selama berlangsung Piala Dunia 2018. Diharapkan, setelah Piala Dunia kelar, jaringan 5G sudah tersedia di Rusia secara komersial pada 2019.
Ericsson dan MTS telah menyebar Massive MIMO, sebuah teknologi telepon selular yang canggih. Penyebaran dilakukan di 40 lokasi di 11 kota Rusia yang stadionnya dijadikan tempat pertandingan. Jaringan yang disebarkan Ericsson dan MTS termasuk di dalam stadion, zona penonton, pusat transportasi (bandara, terminal bus, maupun stasiun kereta api), serta landmark terkenal di Rusia, termasuk lapangan Merah di Moscow.
Kenapa harus menggunakan 5G? Dengan menggunakan sejumlah teknologi, 5G wajib hukumnya. Betapa tidak, dengan 5G, kecepatan men-download dan upload jelas semakin cepat. Bagi mereka yang tak sempat menyaksikan tv, tetapi menggunakan video streaming tentu sangat membantu, karena streaming kecepatannya bagai "kilat". Video dengan kualitas UHD 4K jelas makin kinclong. Betapa tidak, dengan 5G, diperkirakan jaringan mampu menyediakan aliran data dengan kecepatan 10 Gb/ detik. Bahkan ada yang mengatakan, mencapai 800 Gb/ detik.
5. "Teknologi Selular" di dalam Bola
Jika di Piala Dunia Brazil, ada teknologi garis gawang yang bisa mendeteksi bola, di Piala Dunia Rusia kali ini, Adidas memproduksi bola dengan menggunakan teknologi baru. Sebuah NFC dipasang di dalam bola.
Sebagaimana Anda tahu, sudah sejak 1970, Adidas menjadi sponsor resmi untuk pengadaan bola. Telstar 18, nama produk bola kulit produksi Adidas, merancang sebuah kemudahan lagi-lagi bagi wasit maupun pelatih untuk memberikan informasi. Informasi apa? Informasi mengenai sebuah bola yang ditendang pemain dinyatakan "sah" masuk ke gawang atau tidak. Informasi, kecepatan pemain dalam menyepak bola, serta informasi lain.
Near Field Communication (NFC). Begitulah nama teknologi yang dipakai di Piala Dunia 2018 ini. Sekali lagi, NFC bukan teknologi baru. Dalam dunia smartphone, NFC berfungsi sebagai alat pembayaran, permainan multiplayer, atau berbagi music, foto, maupun dokumen agar lebih efisien.
Nah, teknologi NFC dipasang di dalam bola, dimana dari NFC tersebut memberikan sinyal, melalui transmisi radio jarak pendek. Dari NFC tersebut, informasi terhubungkan ke smartphone maupun ke EPTS. Sebelum ada NFC, Adidas sempat merilis chip bernama miCoach Smart Ball. Chip ini digunakan sebagai sensor yang bisa melacak kecepatan dan lintasan dalam sebuah pertandingan olahraga.
Referensi
https://www.kompasiana.com/ombrill/5b28e16acaf7db2103647c22/lima-teknologi-di-piala-dunia-2018
https://www.google.co.id/imghp?hl=id&tab=wi